Kreatif Sampai Mati Pdf Download PATCHED
4 From the Editor ARIF Kota Impian dengan perubahan-perubahan besar lewat program-programnya yang diaplikasikan di pemerintahan. Bahkan belum lama ini, salah satu ide besarnya dengan membangun pusat kendali dan informasi terpadu yang memanfaatkan high tech dan bekerjasama dengan investor asing mulai dieksekusi. Dari ratusan kota di Indonesia, rasanya Bandung-lah yang cukup menonjol dalam revolusi infrastruktur. Bandung sendiri boleh dibilang terinspirasi dari gerakan revolusif di kota Solo yang saat itu dipimpin oleh presiden kita sekarang. Apa yang terjadi di Solo dan Bandung, kemudian menjadi blueprint bagi sejumlah kota lainnya melakukan gebrakan yang sama. Semua kota, ramairamai berbenah. Maka yang terjadi saat ini adalah kota-kota lama yang telah tua, pelan-pelan mulai meremajakan dirinya. Sementara kota-kota kelas dua yang dulu hanya menjadi penyangga, sekarang mulai ambil bagian dan unjuk gigi. Perubahan ini masif berjalan serempak seiring pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia. Di Bali, perubahan ini pun terjadi. Satu dekade terakhir, kita melihat bagaimana bandara kita diperbaharui. Bali memiliki underpass dan jalan tol, melayang di atas laut. Ini baru awal dari sejumlah perubahan besar lainnya yang tengah direncanakan. Lalu apa yang akan terjadi dengan Bali dalam tahun ke depan? Dengan mengumpulkan hasil riset dan studi dari berbagai pihak, kami kemudian mendapati gambaran imajiner soal Bali di masa depan. Seperti apakah kota-kota di daerah nanti berkembang? Laporannya kami sampaikan dalam rubrik special feature. Pada akhir tahun 2014 lalu, saya berkesempatan mendengarkan penuturan Ridwan Kamil, Walikota Bandung soal perencanaan masa depannya untuk kota Distro tersebut. Presentasinya berjudul A Better Future For Bandung With Technopreneurship memaparkan dengan gamblang mimpi-mimpi besarnya yang sangat inspiratif. Mulai dari hal-hal kecil yang sederhana, membangun taman-taman kota (beberapa taman dibangun memanfaatkan sejumlah ruang kosong di bawah jembatan atau jalan layang), menyelenggarakan programprogram kreatif di tingkat kecamatan yang kemudian dikompetisikan, sampai Bersamaan dengan itu, kami juga mendapatkan opini penunjang dari seorang pengusaha wanita yang berhasil membawa bisnisnya tumbuh besar dari kota kelas dua di Singaraja. Bagaimana Srikandi Singaraja ini mewujudkan mimpinya dan membangun kota Singaraja? Hasil liputannya kami sajikan dalam rubrik interview. Laporan lainnya melengkapai sajian kami di edisi ini. Semoga bisa menjadi wacana baru bagi Anda untuk turut ikut membangun kota yang Anda tinggali. Kota yang nyaman untuk hidup, kota impian bagi harapan. Selamat membaca. Jabat Erat, Arif Rahman 4 Vol. 64 Jun-Jul 2015
kreatif sampai mati pdf download
6 Contents Special Feature Membangun Kota Harapan Berbagai kota dan kabupaten di Indonesia mulai membenah diri. Mereka saling berkompetisi menunjukan potensi. Masing-masing berusaha mencari keunikan tersendiri demi membuka peluang ekonomi yang lebih baik. Di Bali pun demikian. Seluruh kabupaten dan kota di dalamnya turut berkontribusi untuk kemajuan Bali. 72 INTERVIEW WITH WAHYU ADITYA Kecintaannya di dunia kreatif membawa Wahyu Aditya pada ide dan kesuksesan yang tak habis-habis. Interview : Luh Kerthianing Lika-liku Srikandi Singaraja 04 From the Editor 06 Contributors 07 Follow Me On Twitter 08 Snapshot : Waisak 12 BPR Lestari 7 th Shared Value 42 Traveller Notes : Austria 48 Review Film : Jurrasic World Startup : Aplikasi Pencari Kost ala Sandatindo Group 54 Info Niaga : Ichi Autocare 58 Book Review : Mary Poppins Comeback 60 Intermeso : Hello, Office Politics 68 Teenlit Corner : Getting Horses WAHYU ADITYA Photographer : IB Baruna Design Cover : Renata Wahyu 64 Front of Mind : Richard Branson, Virgin Group 62 Gallery : New Macbook 2015 Publisher Alex P. Chandra (PT. BPR Sri Artha Lestari); Chief Operations Arif Rahman; Public Relations Manager Erry Yoga Sugama; Head of Contents Arif Rahman: Editorial Support Putera Adnyana; Designer Renata Wahyu; Photographer Baruna; Money & I Magazine is published monthly by PT. BPR Sri Artha Lestari, Jalan Teuku Umar 110 Denpasar, Bali, Indonesia. Tel: ; Fax: No part of this publication may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any information storage or retrieval system without permission in writing from PT. BPR Sri Artha Lestari. While the editors do their utmost to verify information published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy; Editorial & Advertising mni.magazine@yahoo.com. Tel: Vol. 64 Jun-Jul 2015
21 SPECIAL FEATURE Mau naik bus tingkat untuk wisata keliling kota seperti di London, atau area publik yang terpasang mesin parkir ala Negeri Paman Sam? Ingin nonton layar tancap di taman-taman kota berkonsep tematik (taman sepeda, taman musik, taman zikir, taman patung, dsb)? Berbagai terobosan ini bisa Anda temukan di kota Bandung. Bukan hanya itu, Bandung juga tengah melakukan berbagai terobosan lainnya yang lebih revolusif. Salah satu targetnya adalah menjadikan kota Priyangan sebagai kota pintar yang ditunjang oleh infrastruktur berteknologi tinggi. Bahkan Walikotanya bisa Anda hubungi lewat akun Twitter dengan mudah. Bandung tidak sendirian, jauh sebelum Ridwan Kamil selaku walikotanya melakukan berbagai gebrakan, Presiden RI saat ini yang ketika itu masih menjadi Walikota, telah lebih dulu melakukan gebrakan yang serupa di Solo. Merevitalisasi 34 pasar tradisional yang dampaknya bukan hanya menjadikan para pelaku pasar kompetitif dan mampu bersaing dengan modern market, tapi juga menggerek retribusi daerah dari pasar yang sebelumnya Rp. 7,8 Miliar menjadi Rp. 19,2 Miliar. Jokowi juga memindahkan ribuan PKL dari kawasan Monumen 45 ke Pasar Klithikan Notohardjo di Semanggi tanpa sedikit pun menggunakan kekerasan. Membangun moda transporasi baru, seperti Railbus, kereta api Jaladara, Batik Solo Trans (BST), serta bus tingkat Werkudara. Juga menerbitkan kartu sehat dan pendidikan gratis, membangun City Walk layaknya kawasan Orchad di Singapura, di mana mampu meningkatkan kunjungan wisata ke Solo, serta menyelenggarakan event-event bertaraf Internasional. Di Surabaya, ada nama Tri Rismaharini. Belum lama ini bersama Gubernur Jawa Timur, beliau berhasil membubarkan kawasan prostitusi Dolly. Sebelumnya, Tri Risma sudah membangun tempat pembuangan sampah di seluruh kota dengan gerakan eco school, campus & office, gerakan merdeka dari sampah, serta Surabaya Green Clean. Membangun program Urban Farming dengan membagikan bibit kepada kepada orang-orang kurang mampu secara ekonomi, membangun hutan kota dengan meluncurkan gerakan Sajisospo (Satu Jiwa Satu Pohon), dan merevitalisasi seluruh taman dan sudut kota menjadi indah dan segar. Kalau kita telusuri lebih jauh, semakin ke sini, semakin banyak daerah yang selama ini diam saja mulai terinspirasi untuk turut berbenah. Berbagai event internasional pun mulai digelar di berbagai penjuru. Sail Bunaken di Manado, Tour de Singkarak di Sumetera Barat, Ubud Writer & Reader Festival di Bali, Jember Festival, Bali 10K, dan lain-lain. Mereka juga mulai sadar untuk mengorbitkan komoditas unggulan daerah, seperti Kopi Aceh, Apel Malang, atau Jeruk Kintamani. Berbagai gebrakan ini mampu menjadikan kota-kota tersebut kian populer dan akrab dengan investor yang ujung-ujungnya membawa pertumbuhan yang nyata bagi daerah dan masyarakatnya. Namun perubahan dari atas saja ternyata tidaklah cukup untuk membangun sebuah kota Impian. Richard Florida, salah satu pemikir kontemporer di bidang perencanaan dan pembangunan kota menyampaikan, sebuah kota juga harus mampu menarik orang-orang unggul (the best human capital) untuk masuk ke dalamnya. Lewat bukunya The Rise of Creative Class dan The Flight of the Creative Class, maka resep keberhasilan sebuah kota ditentukan oleh 3T, yakni Teknologi, Talenta dan Toleran. Kota yang kreatif dicirikan oleh kemampuannya menarik teknologi baru, menarik anakanak muda bertalenta, dan menghadirkan atmosfer lingkungan yang toleran. Kota yang mampu menghadirkan ketiga hal di atas akan mampu menciptakan beragam industri yang variatif, mulai dari pariwisata, IT dan komunikasi, desain dan multimedia, periklanan, pendidikan serta produksi kultural lainnya. Karakter orang-orang kreatif dengan pola hidup urban kerap mendambakan sesuatu yang baru dan Vol. 64 Jun-Jul
23 SPECIAL FEATURE Denpasar serta kawasan di sekitarnya menjadi primadona bagi masuknya SDM luar daerah untuk beradu peruntungan di Bali. Selatan, sebesar 62,26 persen. Ini terjadi karena mayoritas penduduk menengah ke atas yang memiliki pendapatan relatif tinggi berada di Kota Denpasar. Bukan rahasia lagi, jika Denpasar serta kawasan sekitarnya menjadi primadona bagi masuknya SDM luar daerah untuk beradu peruntungan di Bali. Bahkan di sejumlah kawasan pariwisata, tidak sedikit para ekspatriat yang mulai berdomisili di Bali dan ikut membangun bisnis di kawasan ini. Belum lagi, saat ini pemerintah melakukan cluster geografi, di mana Bali ditetapkan sebagai kawasan industri kreatif. Di mana nantinya diharapkan dari pulau kecil ini akan lahir sejumlah produk-produk bernilai tinggi, khususnya dari sisi IT dan kompetitif di pasar internasional. Hal ini, akan menyeimbangkan pendapatan Bali yang selama ini ditunjang dari pariwisata dan agraria ke era industri digital yang masif. Semua ini diharapkan mampu mereduksi ketimpangan yang terjadi, karena seiring dengan pertumbuhan Bali yang mengesankan, tidak terjadi secara merata. Jumlah penduduk miskin di Bali bertambah sebesar 0,23% dari Maret 2014 ke September Salah satunya disebabkan oleh tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat Bali semakin melebar. Ini terlihat dari peningkatan angka Rasio Gini dari 0,415 pada Maret 2014 menjadi 0,422 pada September Sekalipun besaran ini dalam masuk kategori ketimpangan sedang. Namun, jika dikaji lebih dalam, ketimpangan yang semakin melebar terjadi di daerah perkotaan, yaitu dari 0,429 ke angka 0,449. Jika merujuk ukuran Bank Dunia, besaran kue ekonomi yang dinikmati oleh 40% masyarakat berpenghasilan terendah semakin mengecil, yaitu dari 15,79% pada Maret 2014 menjadi 14,29% pada bulan September Di sisi lain, besaran kue ekonomi yang dinikmati oleh 20% masyarakat berpenghasilan teratas justru semakin besar, dari 47,98% tahun 2013 menjadi 50,01% di tahun Akibatnya, terjadi peningkatan penduduk miskin di daerah perkotaan sebesar 0,34 % dan di daerah perdesaan 0,337%. Selain itu, berkurangnya jumlah penduduk bekerja di sektor pertanian dan konstruksi yang notabene merupakan sektor penampung pekerja informal (low-skilled labor), yaitu dari 58,09 % pada Maret 2014 menjadi 52,32% pada September 2014 juga dinilai berkontribusi terhadap peningkatan jumlah penduduk miskin Bali. Inilah pekerjaan rumah untuk para kepala daerah, terus berbenah dan menjadikan harapan semua masyarakat akan kota impian tak lagi semu. Jika semua perencanaan pemerintah dan swasta berjalan lancar dan sinergis, maka kelas masyarakat yang tidak miskin dan sejahtera akan tampak semakin nyata. bp.blogspot.com Vol. 64 Jun-Jul